Breaking News

Potensi Pengembangan Hilirisasi Kakao Nasional Masih Terbuka Luas, Perlu Dorongan Investasi

Kebun Kako (genkebun.com/Arsad Ddin)

Jakarta, GENKEBUN.COM - Hilirisasi kakao nasional menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan, membuka peluang investasi yang dapat meningkatkan nilai tambah produk serta mendukung kesejahteraan petani. Produksi kakao yang stabil menjadi dasar pengembangan industri hilir.

Sejumlah perusahaan swasta mulai terlibat dalam pembinaan petani dan pengolahan kakao setengah jadi, meski kapasitas industri produk akhir masih terbatas. Akses investasi di sektor hilirisasi kakao menjadi kunci percepatan pertumbuhan.

Dilansir laman BPDP, Senin (12/11/2025), harga kakao diperkirakan akan bertahan tinggi di kisaran USD 7.000–8.000 per ton pada periode 2025–2027. Produksi global menunjukkan tren pertumbuhan jangka panjang, meski beberapa tahun terakhir stagnasi, sehingga menambah tekanan pada pasar. Kondisi ini membuka peluang investasi untuk pengembangan hilirisasi kakao nasional.

Strategi BPDP ini bisa dorong produksi dan hilirisasi kakao nasional melalui empat pilar utama. Pertama, peremajaan kebun kakao dengan benih unggul bersertifikat. Kedua, pengembangan sarana dan prasarana berupa bantuan alat produksi serta akses transportasi.

Ketiga, peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan teknis dan beasiswa pendidikan bagi petani maupun tenaga pengelola industri. Keempat, penguatan riset inovasi untuk mendukung pengembangan teknologi budidaya dan pengolahan hilir, meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.

Metode penanaman terbaru dan penggunaan bibit unggul terbukti meningkatkan produktivitas tanaman. Petani yang mengaplikasikan inovasi ini mampu meningkatkan hasil panen dan potensi pendapatan dari kakao, sekaligus mendukung pengembangan industri hilir.

Kapasitas industri hilir kakao Indonesia masih perlu diperluas. Perusahaan pengolahan produk akhir masih terbatas, sehingga investasi tambahan diperlukan untuk meningkatkan skala produksi dan mengoptimalkan potensi hilirisasi.

Akses transportasi dan sarana produksi juga menjadi faktor penting. Bantuan alat produksi dan infrastruktur yang mendukung distribusi biji kakao membantu menjaga kualitas dan mendorong kegiatan hilirisasi lebih efisien.

Kondisi ini mendorong kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan peneliti. Penerapan inovasi budidaya serta pengolahan biji kakao menjadi fokus untuk mengoptimalkan rantai nilai industri hilir.

Peningkatan kapasitas SDM juga menjadi faktor kunci. Pelatihan teknis dan beasiswa pendidikan di bidang kakao mendukung petani dan pengusaha baru untuk ikut dalam proses hilirisasi dan memanfaatkan peluang investasi.

Data dan tren produksi menunjukkan bahwa potensi pengembangan hilirisasi kakao nasional masih terbuka luas. Investor yang masuk sekarang memiliki peluang untuk ikut mendorong pertumbuhan industri dan memperkuat rantai nilai kakao di Indonesia.(*)


Type and hit Enter to search

Close