![]() |
| Ilustrasi suasana di perkebunan kakao - genkebun.com |
Pohuwato, GENKEBUN.COM - Investor asal Jepang kembali mengunjungi Kabupaten Pohuwato untuk menindaklanjuti kerja sama pengembangan kakao.
Pertemuan berlangsung di ruang kerja Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, pada Senin (27/10/2025). Investor memperlihatkan hasil olahan biji kakao dari Kecamatan Taluditi yang siap dikonsumsi dan diolah lebih lanjut.
“Niat baik dari investor ini sangat disambut oleh pemerintah daerah. Pada pertemuan ketiga bulan lalu tidak sia-sia, karena sekarang mereka datang dengan membawa hasil olahan dari biji kakao Taluditi yang diperlihatkan langsung,” ujar Saipul A. Mbuinga, dikutip dari laman Prokopim Pohuwato, Minggu (15/11/2025).
Kehadiran investor Jepang ini menjadi bukti bahwa Kakao Pohuwato memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar global.
“Kami sangat bersyukur dan menyambut baik hasil yang diperlihatkan ini. Pemerintah daerah akan ikut mempromosikan cokelat hasil olahan pengusaha Jepang tersebut,” kata Saipul.
Bupati juga menyampaikan pentingnya semangat petani dalam mengembangkan Kakao Pohuwato. Dengan adanya jaminan pasar dan penampung, pengembangan kakao lokal dapat lebih optimal.
“Kami mendorong agar petani kakao lebih bersemangat lagi. Dengan jaminan pasar yang terbuka luas dan adanya penampung, kami optimis kakao Pohuwato akan semakin berkembang,” ujar Saipul.
Investor yang hadir berasal dari perusahaan Chateraise Jepang, diwakili oleh Mr. Kusima, Mr. Yasaki, Mr. Haibara, Mr. Kajihara, serta perwakilan dari Indonesia, Jaldin.
Dedi Iramanto, juru bahasa Indonesia–Jepang, menjelaskan fokus investor terhadap kualitas biji kakao lokal, khususnya di Kecamatan Taluditi.
“Yang dilirik itu biji kakao dari Marisa V di Desa Mekarti Jaya, Marisa VI di Desa Puncak Jaya, dan Panca Karsa 1. Mereka menilai cara petani Pohuwato merawat tanaman kakao sangat baik, tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga menjaga kualitas tanaman,” jelas Dedi.
Kepala Dinas Pertanian Pohuwato, Kamri Alwi, menyebut luas lahan kakao di Taluditi mencapai 3.661,75 hektare, dengan TM 655 ha, TBM 199 ha, dan TR 1.807,75 ha.
Sedangkan total luas tanaman kakao di seluruh Kabupaten Pohuwato tercatat 3.955,75 hektare, terdiri atas TM 823,5 ha, TBM 252 ha, dan TR 2.880,25 ha.
Angka ini menunjukkan bahwa Kakao Pohuwato memiliki kapasitas produksi yang signifikan, terutama di Taluditi, yang menjadi fokus perhatian investor Jepang.
Bupati Saipul menuturkan pemerintah daerah siap mendukung pengembangan Kakao Pohuwato melalui promosi dan kerja sama yang berkelanjutan.
“Dengan hadirnya investor Jepang ini, Pemerintah Kabupaten Pohuwato berharap kerja sama dalam pengembangan kakao akan semakin memperkuat posisi Pohuwato sebagai salah satu sentra kakao potensial di kawasan timur Indonesia,” kata Kamri Alwi.
Turut mendampingi Bupati, Staf Ahli Bupati, Bahari Gobel, Tenaga Ahli Bupati, dan unsur Bappeda Pohuwato, Husain Ingo.
Investor Jepang meninggalkan Pohuwato setelah melihat potensi dan kualitas Kakao Pohuwato secara langsung, meninggalkan catatan positif bagi pengembangan komoditas unggulan daerah.
Kakao Pohuwato tetap menjadi perhatian utama karena kualitas biji dan potensi ekspor yang dapat memperkuat posisi wilayah ini di pasar internasional.(*)

Social Footer